Jumat, 28 Mei 2010

Umat Buddha Diajak Membangun Moral Bangsa


PUNCAK WAISAK, Umat Buddha menerbangkan lampion di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, tadi malam. Tak kurang dari 1.000 lampion diterbangkan sebagai rangkaian acara menutup perayaan Tri Suci Waisak 2554 BE/ 2010.

MAGELANG (SI) – Ribuan umat Buddha dari berbagai negara dan daerah di Tanah Air,kemarin, memperingati puncak perayaan Hari Trisuci Waisak 2554 BE/2010 di pelataran Candi Borobudur.Pada momen ini, Menteri Agama Suryadharma Ali mengajak umat Buddha Indonesia berbuat kebajikan, membangun mental dan moral anak bangsa,serta mengembangkan sikap toleransi antarumat beragama guna terbangunnya jati diri bangsa yang kuat.

“Sudah saatnya bangsa ini bangkit dari keterpurukan mental dan moral. Meski sebagian masyarakat kita masih miskin, jangan sampai miskin harga diri. Karena itu, diperlukan peran dari peran pemuka agama untuk bisa mengarahkan umatnya berbuat kebaikan agar karakter bangsa menjadi kuat,” ujar Menteri Agama dalam sambutannya yang dibacakan Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Budi Setiawan.

Menteri Agama juga berharap agar pesan dan makna Waisak bisa dihayati dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya,temaWaisak “Menabur Benih Kebajikan” jangan hanya jadi slogan. Dengan berbuat kebajikan sesuai dengan ajaran Buddha, tentu umat Buddha akan membantu terciptanya bangsa dan negara yang beradat, berkarakter, dan berkepribadian yang kuat.

Suhu Tadisha Paramita Sthavira dari Majelis Mahayana dalam pesan Waisaknya mengatakan, tidak semua manusia mempunya hati seperti manusia.Kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari,fisiknya berbentuk manusia,tetapi hati dan mentalnya seperti binatang. Menurutnya,mereka telah terkena tiga racun dunia,yakni kebodohan, keserakahan,dan kebencian.

“Tapi sebenarnya tiap manusia memiliki potensi berbuat kebajikan. Namun potensi itu biasa tertutup oleh perbuatan buruk yang dilakukan. Potensi itu dapat dikembalikan dengan cara diolah dan dilatih dengan disiplin,”ujar Suhu Tadisha. Agar manusia sampai pada suatu pencapaian tertinggi dalam kehidupannya, lanjutnya, dia harus mengerti apa sebenarnya tujuan dari hidup.

Selanjutnya melakukan Dasa Kusala, 10 perbuatan yang harus dilakukan seorang buddhis dan melaksanakan ikrar agung Samantha Badra Bodhisattva. Menabur perbuatan kebajikan menjadi salah satu kunci untuk mencapai kesempurnaan manusia. “Kembangkan kebajikan yang masih bisa terus dilakukan dan laksanakan kebajikan apabila belum pernah dilakukan.

Dengan berpedoman kepada Buddha Dharma,rajinlah mempraktikkan perbuatan perbuatan baik,Dasa Kusala dalam kehidupan sehari-hari,”ujarnya. Seperti diperkirakan, ribuan umat Buddha dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) dan Konferensi Agung Sangha Indonesia memadati pelataran Candi Borobudur sejakdinihari. Merekasudahbersiap diridiposisimeditasimeskimatahari belum menunjukkan sinarnya.

Puncak detik-detik Waisak,sekitar pukul 06.07 WIB,diperingati dengan melakukan meditasi secara serentak,ditandai pemukulan gong tiga kali. Kemudian dilanjutkan dengan acara memercikkan air parita olehpara pemuka majelis Buddha ke badan umat.Sekitar pukul 09.30 WIB,seusai pemberian ceramah dari pemuka buddhis,prosesi perarakan umat dimulai.

Panjang arak-arakan umat hingga sekitar 1 km membuat arus lalu lintas sekitar Borobudur tersendat. Aparat kepolisian setempat terpaksa melakukan sistem buka tutup. Malam hari, acara perayaan puncak Waisak ditutup dengan menerbangkan lentera Waisak. Lentera tersebut melambangkan perjalanan doa manusia kepada Tuhan dan diharapkan menjadi cahaya penerang bagi manusia.

Adapun peringatan detik-detik Waisak di pelataran Candi Mendut diwarnai aksi penggalangan tanda tangan mendukung pembubaran Buddha Bar Jakarta.Aksi yang digelar Forum Anti-Buddha Bar (FABB) itu menganggap Buddha Bar telah melecehkan nama dan simbol-simbol agama Buddha. (agus joko)        

Tidak ada komentar: